Rabu, 04 April 2012

KARAKTERISTIK PEMUDA ISLAM


KARAKTERISTIK PEMUDA ISLAM

Pemuda, tidak dipungkiri bahwa dia adalah tonggak penentu berdirinya suatu masyarakat yang maju, makmur dan tentram di masa depan. Pemuda sangat berperan penting dalam penentuan atas kemajuan suatu masyarakat dan bangsa. Karena di masa-masa remaja inilah pemikiran kita dibentuk, dan diasah sedemikian rupa agar menjadi seorang yang bisa jadi tauladan bagi sekitarnya. Seorang pemuda islam adalah seorang pemuda yang dalam dirinya tertanam suatu akhlak dan kepribadian yang sangat menawan sebagaimana telah dicontohkan dahulu oleh para Rasulullah. Dalam Al-Qur’an dijelaskan:

 hai manusia sesungguhnya Kami ciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi maha mengenal.” (QS. Al-Hujarat 49:13)

1.            Etika Pemuda Islam Dalam Bergaul

Dalam Surah Al-Hujarah ayat 13 ditegaskan bahwasanya orang yang paling mulia di sisi Allah bukanlah seorang pemuda yang paling pandai bergaul, tetapi pemuda yang paling bertakwalah yang paling mulia di sisi-Nya. Tetapi sangat lebih bagus lagi seorang pemuda yang pandai bergaul dan bertakwa.

“orang mukmin yang bergaul dengan orang  banyak dan bersabar menghadapi gangguannya, lebih utama dari orang mukmin yang tidak bergaul dan hanya berdiam diri”. (HR. Bukhari, Tharmidzi, dan Ibnu Majah dari Ibnu Umar)
“untuk tiap—tiap umat di antara kamu, kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscahya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah lah kamu semuanya kembali, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu”. (Qs. Al-Ma’idah: 48)

            Bergaul itu juga penting untuk membangun diri di dalam masyarakat. Bagaimana cara kita berinteraksi dengan keluarga, saudara, kawan-kawan serta lingkungan masyarakat, dalam islam telah di ajarkan, bagaimana bergaul yang baik, bergaul secara islami, yakni bergaul dengan batas-batas yaitu ketentuan aturan-aturan yang telah ditetapkan Allah.

tidaklah seorang anak muda yang memuliakan orang tua karena ketuaannya, melainkan Allah akan menggandakan untuknya orang yang memuliakannya pula ketika usia tuanya datang.” (HR. Tarmidzi)

Merupakan suatu tata kesopanan yang baik sekali ketika seorang pemuda tidak berani angkat suara (atau berteriak menantang) di hadapan orang yang lebih tua, terutama apabila orang yang lebih tua itu justru ilmunya lebih tinggi. Ini merupakan salah satu tata cara pergaulan yang diajarkan dalam islam.
Sebagai seorang pemuda islam dianjurkan juga kepada kita untuk saling bersilaturahim, mempererat ikatan persaudaraan, Umar bin khattab, Rasulullah bersabda :

“sesungguhnya sebaik-baik perbuatan adalah jika seseorang menyabung tali kekeluargaan kepada orang yang disenangi ayahnya.” (HR. Muslim)

Abdullah bin Dinar meriwayatkan dari Abdullah bin Umar bahwa :
“ ada seorang Badui bertemu Abdullah bin Umar di sebuah jalan di mekah, lalu diberi salam oleh Abdullah bin Umar, bahkan sorban yang sedang dipakainya pun diberikan kepada si Badui tersebut. Abdullah bin Dinar mengatakan, (melihat yang semacam itu) kami kemudian mengatakan kepada Abdullah bin Umar: “semoga Allah menjadikanmu orang baik (hai Abdullah), ketahuilah bahwa mereka itu adalah orang-orang Badui yang gemar berjalan kaki”. Abdullah bin Umar menjawab : “(aku berbuat begitu) sebab ayah orang ini termasuk yang dicintai oleh umar bin khattab, sedang aku sendiri pernah mendengar Rasulullah bersabda bahwa sebaik-baik kebajikan adalah mengikat hubungan (silaturahim) dengan orang-orang yang disenangi oleh ayahnya”. (HR. Muslim)

Bergaul disini selain memperbanyak teman, kita diajarkan pula untuk menjalin atau menyambung tali silaturahmi dengan sahabat orang tua kita. Hal ini menjelaskan bahwa silaturahmi sangat penting dalam pergaulan kita di dalam masyarakat.
Sebagai pemuda islam, dalam masa pergaulan seperti saat ini kita harus pandai-pandai dalam memilih kawan, karena dimasa-remaja ini kita sedang dalam proses pembelajaran, pembenahan, serta pembentukan mental, watak, dan sikap yang kemudian akan menjadi karakter dari diri kita.
Dari Abu Musa Al-Asy’ari, Rasulullah bersabda :

“perumpamaan seorang kawan yang baik dan kawan yang tidak baik adalah bagaikan seorang penjual minyak wangi dan peniup dapur besi. Seorang pedagang minyak adakalanya akan mengoleskan minyak wanginya kepadamu, adakalanya engkau akan membeli minyak wangi itu darinya, dan adakalanya engkau hanya akan mencium bau wangi darinya. Sedang si peniup dapur tukang besi itu adakalanya (apinya) itu membakar bajumu dan adakalanya engkau akan mencium bau tengik darinya”. (HR.  Bukhari dan Muslim)
Hadis ini merupakan perumpamaan yang tepat  dan gambaran yang kongkret, karena adanya aneka ragam manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Seseorang yang bermanfaat bagi orang lain diumpamakan sebagai pedagang minyak wangi. Kalau kita mendekatinya kita akan mendapatkan bau harumnya saat kita membeli minyak wangi dari dia, atau dia sendiri yang mengoleskan minyak wanginya ke tubuh kita, atau dia hanya berlalu saja, namun bau harumnya tetap dapat kita rasakan. Artinya kita mendapat minyak wangi itu darinya ataupun tidak, tetap kita dapat merasakan wanginya.
Sebaliknya, teman yang tidak baik diumpamakan tukang tiup pandai besi. Kalau kita dekat dengan dia bunga apinya akan terbang mengenai baju kita, lalu baju kita terbakar olehnya, atau bau tidak sedap terasa tidak mengenakkan penciuman. Begitulah teman yang tidak baik selalu membuat hal-hal yang tidak mengenakkan. Apa yang kita dapat darinya hanyalah nama buruk. Bahkan dia akan mempengaruhi kita untuk berbuat yang tidak baik. Maka tepat yang diperingatkan Rasulullah kepada kita untuk menjauhi orang yang berakhlak buruk.

“sesungguhnya Rasulullah  bersabda : “siapa yang mengajak ke jalan petunjuk (hidayah) maka ia mendapat pahala sama dengan pahala orang-orang yang mengikuti ajakannya itu tanpa mengurangi pahala mereka  sedikitpun dan siapa yang mengajak ke jalan kesesatan ia memperoleh bagian dosa seperti dosanya orang-orang yang mengikuti ajakannya itu tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun”. (HR. Muslim)

            Setiap orang yang menunjukkan pada kebajikan akan dibalas dengan pahala seperti pahala orang yang mengamalkan kebajikan, berapapun banyaknya orang yang mengikutinya, sampai kapanpun lamanya kebajikan itu dikerjakan orang lain. Begitu juga dengan orang yang mengajak orang lain melakukan kejahatan baik dalam perkataan maupun perbuatan.  Disini Rasulullah mengajarkan bagaimana bergaul yang baik pemuda islam untuk saling mengingatkan dan mengajak dalam hal kebaikan.

Dari Abi Dzar, ia berkata, Rasulullah bersabda kepadaku :

“janganlah meremehkan kebaikan walaupun hanya sekedar berjumpa teman dengan wajah berseri”. (HR. Muslim)

            Mengajak dalam hal kebajikan itu tidak sulit, walau hanya sekedar tersenyum dengan wajah berseri saat berjumpa dengan teman dan ucapkanlah salam, itu merupakan suatu kebajikan yang akan dibalas dengan kebajikan pula. Dan janganlah sekali-kali berkata sesuatu yang tidak baik.

“dari Anas (ia berkata) bahwa ia pernah lewat di depan anak-anak lalu ia memberi salam kepada mereka, kemudian ia berkata bahwa Rasulullah biasa berbuat begitu”. (HR. Bukhari-Muslim)
“dahulu dikampung kami ada seorang perempuan atau perempuan tua yang suka mengambil rempah-rempah lalu dimasak dalam kuali kemudian dicampur dengan tepung gandum. Apabila kami pulang dari shalat jum’at, kami memberi salam kepadanya, kemudian perempuan itu menghidangkan masakan tersebut pada kami.” (HR. Bukhari)

Dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah bersabda :

“apabila seorang diantara kamu sampai pada suatu majelis hendaklah memberi salam, kemudian apabila hendak meninggalkan ucapan salam yang pertama tidak lebih utama dari pada yang kedua.” (HR. Abu Dawud dan Tarmidzi)
“tidak dihalalkan seorang mukmin mendiamkan seorang mukmin lainnya lebih dari tiga hari. Lalu, jika telah lewat tiga hari maka harus ditemui dan diberi salam. Kalau dia berkenan menjawab salamnya, maka berarti keduanya mendapat pahala. Tetapi kalau yang bersangkutan tidak menjawab salam, maka dia kembali dengan memborong dosa, sedang yang memberi salam lepas dari dosa”. (HR. Abu Dawud)

Dari Ibnu Mas’ud, Rasulullah bersabda :

“seorang mukmin bukan pencela, bukan pelaknat, bukan beromong keji, dan berkata yang kotor-kotor.” (HR. Tarmidzi)

Dari hadis-hadis diatas dapat ditarik kesimpulan, sebagai pemuda islam yang gaul, hendaklah menjaga lidah dalam ucapan, ucapan yang baik adalah salam. Dan ucapan yang buruk adalah ucapan kotor dan yang dapat melukai hati orang lain.

“jika kamu sedang bertiga maka janganlah dua orang berbisik tanpa (mengajak) yang ketiga hingga mereka berkumpul dengan orang banyak, karena yang demikian itu menyusahkan orang ketiga.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini menerangkan larangan berbisik-bisik karena membuat orang lain sedih dan susah, sehingga menimbulkan kecurigaan, prasangka, dan perasaan macam-macam. Dalam hadis ini dikatakan tiga orang, bagaimana kalau empat orang? Ibnu Umar menyatakan “tidak mengapa.” Abdullah bin Dinar berkata “saya bersama Abdullah bin Umar di rumah Khalid, lalu datanglah seseorang bermaksud akan berbisik dengan Abdullah bin Umar, padahal ketika itu tidak ada orang bersama Ibnu Umar selain aku.” Maka ibnu Umar memanggil seseorang hingga menjadi berempat. Kemudian Ibnu Umar beerkata kepada saya dan orang ketiga yang diundang itu; “coba kamu menyisih sebentar, karena saya mendengar Rasulullah bersabda : “janganlah dua orang berbisik-bisik, tanpa terlibat orang ketiganya.” Adapun yang dapat di simpulkan adalah tidak boleh berkata sekecil apapun yang dapat melukai hati dan perasaan orang lain.
Dalam cerita Luqman Al-Hakim, dikisahkan ada seorang raja berpisah dengan permaisurinya. Lalu si raja minta masukan tenteng keadaan yang dialaminya kepada Luqman. Oleh Luqman si raja disuruh berpura-pura menikah lagi dan mengadakan pesta besar. Raja setuju, dan menyuruh Luqman mempersiapkan masakan sup yang enak dengan daging yang terbaik. Lukman membuat sup lidah. Ternyata tidak seorangpun mencicipinya. Raja marah. Lukman pun menjawab, bahwa tidak ada daging yang terbaik selain dari lidah. Dari kisah tersebut makna yang ingin disampaikan Lukman adalah bahwasanya dengan lidah ini manusia dapat menjadikan diri sendiri dan orang lain baik. Namun sebaliknya, dengan lidah pula manusia dapat merusak diri dan orang lain, bahkan menghancurkan dunia. Mendengar penjelasan Lukman ini raja pun terdiam.
Sebagai remaja islam kita wajib memahami bahwa sebaik-baiknya lidah adalah lidah yang terjaga dari ucapan kotor yang dapat menyakiti hati dan perasaan orang lain. Maka dari itu jagalah lidah, jaga setiap kata yang terucap, ucapkanlah apa saja yang menyenangkan dan mendo’akkan sesuatu yang baik.
Dari Abdullah bin Amr bin ‘ash, Rasulullah bersabda :

“ada empat sifat yang barang siapa terkena empat sifat tersebut, maka dia pantas disebut munafik, dan barang siapa yang terkena sebagian sebagian dari sifat tersebut berarti dia terkena sebagian dari sifat munafik. Sifat munafik tersebut yaitu, jika diamanati ia berhianat, jika berkata ia berdusta, jika berjanji ia menyalahi, dan jika berdebat ia lancang (keluar batas).” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ada empat sifat yang harus dihindari  oleh para remaja islam yakni berhianat, berdusta,  ingkar janji, dan berbuat dzalim. Keempat sifat tersebut adalah ciri orang munafik, dan keempat sifat tersebut hukumnya haram bagi setiap muslim.


Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda :

“jauhkan dirimu dari prasangka, karena sesungguhnya prasangka itu sedusta-dusta berita, jangan meraba-raba, jangan mencari kesalahan-kesalahan orang lain, dan jangan menyelidiki kesalahan orang lain. Jangan berkeinginan terhadap kepemilikan orang lain, jangan saling membenci, dan jangan saling membelakangi. Namun jadilah kamu wahai hamba Allah sebagai manusia yang bersaudara sebagaimana yang telah diperintahkan Allah kepadamu. Seorang muslim itu adalah saudara sesama muslim, tidak boleh menganiayanya. Taqwa itu disini, taqwa itu disini (yakni di dada). Cukup seseorang dinilai sebagai penjahat jika dia menghina saudaranya sesama muslim.”

2.            Remaja Digital

Remaja digital? Apa itu remaja digital? Digital sendiri diambil dari istilah teknologi masa kini. Sebuah teknologi yang mempunyai prinsip pasti, ya dan tidak, atau dalam atitmatik di lambangkan dengan bilangan biner 0 dan 1. Jadi remaja digital yaitu remaja yang mempunyai prinsip pasti ya dan tidak, ada dan tidak ada, atau prinsip Laa Ilaaha Illallah (tidak ada Tuhan selain Allah) yang berarti meyakini akan adanya satu Tuhan yaitu Allah yang patut disembah, dan tidak ada lagi Tuhan selain Allah.
Remaja islam patutnya memiliki prinsip remaja digital remaja yang mampu membedakan antara benar dan salah, dan mampu bertahan dalam prinsip kebenaran. Jadi jangan biarkan siapapun membuat jauh dari Allah. Coba tanya pada diri sendiri, selama ini siapa yang menjadi prinsip hidup? Allah atau yang lain? Siapa yang menjadi Tuhan? Allah atau yang lain? Sering kali tanpa disadari bahwa di hati ada yang lain selain Allah. Berapa lama kita mencintai yang lain lebih dari kecintaan kepada Allah? Sehingga semangat untuk melakukan apapun bukan karena Allah, tapi karena yang lain.
Tahukah kamu, nanti pada saat sakaratul maut, ketika malaikat izrail mencabut nyawa, di saat otak tidak mampu lagi berfikir, di saat tidak mampu lagi merenungkan apa yang harus disebut, maka yang disebutkan adalah sesuatu yang paling dicintai, sesuaatu yang paling dirindukan, sesuatu yang paling difikirkan dalam hidup. Itulah yang akan disebutkan nanti ketika kematian itu tiba, ketika sakaratul maut tiba.

“Dia-lah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, yang maha mengetahui yang gaib dan yang nyata, Dia-lah yang maha pemurah lagi maha penyayang.” (QS. Al-Hasyr 59:22)
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, yaitu orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan terbaring dan mereka memikirkan tentang berbaring dan memikirkan penciptaan langit dan bumi (seraya berkata) : “ Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakann ini dengan sisa-sia. Maha suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS. Ali-Imran 3:190-191)
“ dan sekali-kali tidak dipanjangkan umur orang yang berumur panjang dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam kitab (LAUH MAHFUZH). Sesungguhnya yang demikian itu bagi Allah adalah mudah.” (QS. Faphir 35:11)
“ sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati (pula) .” (Az-Zumar :30)


Kesimpulan

Pemuda adalah seorang penentu keberhasilan dan kemajuan masyarakat di suatu bangsa pada masa yang akan datang atau masa depan suatu kaum. Seorang pemuda yang baik akan memberikan kontribusi yang baik pula terhadap bangsanya. Seorang pemuda yang baik itu adalah pemuda yang senantiasa bertakwa, berpegang teguh pada ajaran Rasulullah dan pandai bergaul dalam masyarakat.
Telah diterangkan pula tentang sebuah konsep yaitu pemuda digital. Dimana pemuda digital ini adalah seorang pemuda yang pandai bergaul di era teknologi ini, seorang yang penuh semangat dalam menjalani aktivitas, kreatif, produktif, gaul, dan tentunya seorang pemuda yang bertakwa.
Semoga ini dapat menginspirasikan kita menjadi seorang pemuda digital, pemuda yang diidam-idamkan oleh masyarakat, untuk kemajuan bangsa.
Amin.